Sabtu, 29 September 2012

G 30 S di Bondowoso

Bondowoso jaman dulu ..


    Pagi buta tangal 30 september 1965,  tersiar kabar pembunuhan pada saat itu belum ada indikasi pembunuhan itu adalah G 30 S  Dijalan tanjung ada dua pembantaian setelah di amankan petugas  kemudian, dua pembantaian lagi di depan rumah pemotongan hewan yang kemudian hari itu dikenal sebagai G 30 S PKI. Orang yang dicurigai anggota PKI kemudian diamankan (ditampung) di pabrik padi “singa” jalan wahid hasyim. Orang PKI yang mau diamankan dijemput oleh pick-up, pick-up itu diberi tugas oleh tentara kodim diambil 10-15 orang ke penjara, malam di jemput lagi oleh tentara kodim trs di bantai, di sekarputih, arak-arak, sumur maut (sebelah barat makam pahlawan). Semua yang memiliki mobil dipinjam kodim untuk mengangkut orang-orang yang mau dibantai di tempat-tempat yang sudah ditentukan. Dengan tawaran sistem piket warga sipil berjaga di kodim. Warga sipil yang memiliki kendaraan wajib menyerahkan kendaraanya dengan sopirnya serta bensin harus penuh, bagi warga yang tidak mau memberikan kendaraannya untuk dipinjam akan diberi ganjaran oleh kodim, kejadian ini terus berulang.           
            Dilain pihak yang berseberang buruh pabrik rokok “Cincin Mas” di Kelurahan Taman Sari bahwa pada tahun 1965 bahwa pada saat itu ada oknum PKI yang mempengaruhi para buruk rokok untuk menandatangani kertas dengan menuliskan nama mereka dan tanda tangan dikertas tersebut dengan imbalan diberikan mesin jahit dan beras namun pada tiga hari setelah menandatangani kertas tersebut mereka ditangkap dan di bunuh. Namun ada beberapa buruh yang tidak ikut menandatangi kertas tersebut hal ini dikarenakan oleh perbedaan pemikiran mereka yakni para buruh yang tidak menandatangi kertas tersebut bergabung dalam PNI (Partai Nasional Indonesia) dan para buruh yang menandatangi kertas tersebut bergabung dalam BTI (Barisan Tani Indonesia). Salah satu akibat dari PKI tersebut yakni tidak diizinkanya keturunan dari anggota PKI maupun mantan anggota PKI untuk menjadi Pegawai Negeri Sipi di Indonesia.

oleh : Diana Saraswati
Sumber : Wawancara Saksi Hidup.